Jumat, 10 Desember 2010

Gaya/Prilaku Kepemimpinan Dalam Organisasi

Gaya/Prilaku Kepemimpinan Dalam Organisasi

Kepemimpinan adalah suatu aktifitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Disini dapat ditangkap suatu pengertian bahwa jika seseorang telah mulai berkeinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai. Pengaruh dan kekuasaan dari seseorang pemimpin mulai nampak relevansinya. Itulah sebabnya membicarakan kepemimpinan dapat dimulai dari mana saja. Mulai dari sudut pandangan ilmu perilaku organisasi, karena itu seringkali kepemimpinan dipertautkan dengan manajemen.

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pedoman bagi pemimpin dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya-gaya kepemimpinan yang banyak dikenalkan oleh para ahli teori kepemimpinan antara lain:
- gaya kepemimpinan kontinum (otokratis dan demokratis),
- gaya kepemimpinan managerial grid,
- gaya tiga dimensi dari Reddin,
- gaya empat sistem dari Likert,
- dan gaya yang nampaknya paling akhir dalam perkembangan teori kepemimpinan di Amerika Serikat, yakni gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard.

Kepemimpinan situasional ini dihubungkan dengan perilaku pemimpin dengan bawahan atau pengikutnya. Adapun para pengikut ini dilihat sampai dimana tingkat kematangannya, dalam hal mau dan mampu melakukan tugas-tugasnya.

Dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin ini, ada dua hal yang biasanya dilakukan olehnya terhadap pengikut, yakni: perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung. Perilaku mengarahkan hanya dalam komunikasi satu arah, sedangkan perilaku mendukung diartikan dalam komunikasi dua arah.

Kalau kedua norma perilaku itu dituangkan ke dalam dua poros yang berbeda, maka akan melahirkan empat gaya kepemimpinan, yaitu: Gaya 1 (G1) tinggi pengarahan rendah dukungan, Gaya 2 (G2) tinggi pengarahan dan tinggi dukungan, Gaya 3 (G3) tinggi dukungan dan rendah pengarahan, dan Gaya 4 (G4) rendah dukungan dan rendah pengarahan.

Oleh karena fungsi kepemimpinan yang lazim ialah membuat keputusan, maka gaya kepemimpinan tersebut akan nampak jika dipraktekkan dalam hal melakukan pembuatan keputusan. Dalam hal ini empat gaya tersebut akan dapat rujukan tindakan-tindakan tertentu.

Untuk gaya 1 (G1) pemimpin suka terhadap tinggi pengarahan dan rendah dukungan. Tindakan seperti ini dapat dirujuk dengan tindakan instruksi. Hal ini dilakukan olehnya, karena situasi kematangan bawahan masih rendah. Dan kalau dihubungkan sumber dan bentuk kekuasaan yang dipunyainya, maka pemimpin menyukai sumber kekuasaan paksaan. Sumber kekuasaan ini sangat efektif dijalankan olehnya.

Untuk gaya 2 (G2) dirujuh dengan tindakan konsultasi. Karena masih banyak memberikan pengarahan dan juga perilaku mendukung. Tindakan ini dilakukan karena kematangan bawahan dalam keadaan sedang. Sumber kekuasaan yang ada pada-nya penghargaan dan legitimasi.

Untuk gaya 3 (G3) tindakan pemimpin dirujuk dengan partisipasi. Ini berarti dukungan pemimpin lebih tinggi dibandingkan dengan pengarahannya. Karena kematangan bawahan sudah agak tinggi (M3). Posisi kontrol atas pemecahan masalah atau pembuatan keputusan dipegang bergantian antara pemimpin dan bawahan. Sumber kekuasaannya adalah kekuasaan referensi dan informasi. Pemimpin menunjukkan kebolehannya sebagai orang yang lebih dari bawahannya, sehingga penampilan, bobot, dan perilakunya disenangi dan diterima oleh bawahannya. Bawahan menyukainya dan menganggap sebagai sumber informasi, dan tempat bertanya.

Sedangkan gaya 4 (G4) dirujuk dengan tindakan delegasi, karena rendah dukungan dan rendah pengarahan. Hal ini diperbuat karena kematangan bawahan sudah pada taraf yang tinggi (M4). Pemimpin sering mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan, sehingga tercapai kesepakatan. Pembuatan keputusan didelegasikan kepada bawahan. Sumber kekuasaan yang ada padanya kekuasaan keahlian dan informasi.

Demikianlan inti pokok pembahasan prilaku atau gaya kepemimpinan dalam organisasi.


Sumber : Drs. Miftah Thoha; MPA

Ilmu Organisasi Dan Faktor Penentu

ILMU ORGANISASI DAN FAKTOR PENENTU

Ilmu organisasi yang menjelaskan mengenai organisasi yang mengungkapkan macam, bentuk dan tipe organisasi dapat anda pelajari dari beberapa penulis yang banyak dapat kita ketemukan dan dipergunakan sebagai informasi.

Dalam praktek yang perlu kita pahami adalah tiap teori dan dalam praktek tidak menjamin pilihan atas satu model yang tidak siap mengungkapkan dampak pengaruh perubahan yang rumit dan komplek sehingga prinsip-prinsip organisasi tidak dapat dijalankan secara konsisten karena ketidak mampuan memecahkan hal-hal yang terkait dengan kepentingan individu, kelompok dan organisasi.

Dalam praktek, menurut bentuk yang banyak diterapkan, apa yang disebut dengan 1) Organisasi staff ; 2) Organisasi garis ; 3) Organisasi fungsional ; 4) Organisasi staff dan garis ; 5) Organisasi garis dan fungsional ; 6) Organisasi fungsional dan staff ; 7) Organisasi garis, fungsional dan staff ; Organisasi panitia.

Dari pengalaman juga memberikan gambaran bahwa bentuk organisasi tersebut diatas yang bersifat abstrak dan menjadi konkrit digerakkan oleh manusia tidak mampu menjamin dalam menyesuaikan dengan tuntutan perubahan.

Kekuatan kebiasaan pikiran dalam mendorong tuntutan perubahan akan sjalan dengan kemampuan untuk memahami atas dimensi sebagai komponen dari struktur organisasi yang dapat diibaratkan sebuah kursi yang berkaki tiga dimana tanpa satu kaki, maka ia tidak berfungsi. Dalam hal ini dipahami apa yang disebut dengan :

Pertama, disebut dengan Kompleksitas :

Merujuk kepada tingkat diferensiasi yang terdapat dalam organisasi, maka terdapat tiga bentuk dengan karekteristik, apa yang disebut dengan:

Pertama adalah Horizontal yang menunjukkan adanya diferensiasi dari unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang dilaksanakannya serta tingkat pendidikan dan pelatihannya ;

Kedua adalah Vertical, merujuk kepada kedalam organisasi, berarti menunjukkan banyak atau sedikitnya tingkatan, jumlah tingkatan ditentang olh rentang kendali ;

Ketiga adalah Spasial merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi berdasarkan geografis.

Kedua, disebut dengan Formalisasi :

Merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan dalam organisasi distandarisasi dalam bentuk peraturan, proseur, instruksi dan komunikasi tertulis, itu berarti seluruh aktivitas dituangkan dalam manual organisasi administrasi seperti manual akuntansi, personalia,, pemasaran, pembelian.

Ketiga, disebut dengan Sentralisasi :

Sentralisasi dinyatakan sebagai tingkat sejah mana kekuasaan formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dikonsentrasikan pada individu, unit atau suatu tingkat.

Tingkat kontrol yang dipunyai seseorang dalam seluruh proses keputusan melalui langkah-langkah sebagai brikut 1) Mengumpul informasi sebagai dasar pengambilan keutusan ; 2) Memproses dan menginterprestasikan informasi sebagai dasar saran yang akan disampaikan ; 3) Membuat pilihan mengenai apa yang hendak dilakukan ; 4) Memberikan wewenang kepada orang lain mengenai apa yang hendak dilaksanakan ; 5) Melaksanakannya.

Bila tingkat kontrol dapat dilakukan dengan cermat, maka kemungkinan proses pengambilan keputusan akan disentralisasikan. Ini berarti memberikan tanggapan yang cepat terhadap informasi yang baru, masukan yang lebih banyak, memotivasi para manajer untuk terlibat dalam pengambilan kputusan.

Oleh karena itu, kebutuhan organisasi yang mampu membangun satu kekuatan yang mendorong daya kemauan setiap pemain dalam semua peran agar mampu memupuk kebiasaan kekuatan pikiran kedalam kebiasaan yang produktif, sehingga setiap pemain peran akan selalu siap menghadapi dari setiap perubahan.

Jadi pada organisasi dalam skala kecil, menengah dan besar haruslah bermula dengan satu pemikiran dengan melihat masa lalu, masa kini dan juga dengan suatu pemikiran jauh melihat kedepan bahwa pemilihan yang terkait dengan macam, bentuk dan tipe organisasi menjadi suatu keputusan yang bersifat strategik, sehingga perlu mendalami hal-hal penentu yang terkait dalam membangun struktur yang bersifat fleksibel dan mudah dikontrol yaitu yang terkait dengan apa yang disebut strategi, besaran organisasi, teknologi, lingkungan dan pengendalian kekuasaan.

Strategi :

Menentukan struktur bertitik tolak dari keputusan strategic dan oleh karena itu ia merupakan determine yang dominant karena ia memberikan gambaran persfektif dengan arah jangka panjang dan memberikan arah posisi kedalam jangka menengah.

Besaran organisasi :

Besaran organisasi merujuk kepada variable dan jumlah total pegawai, karena manusia serta intrasaksinyalah yang terstruktur sehingga mereka harus dihubungkan dengan struktur.

Teknologi :

Tekologi merujuk kepada informasi, peralatan, teknik dan proses yang dibutuhkan untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

Lingkungan :

Ketidakpastian lingkungan yang dihadapi oleh berbagai macam organisasi, maka rancangan structural dapat dipergunakan sebagai alat dalam menghadapi tantangan atas lingkungan.

Pengendalian kekuasaan :

Bahwa sebuah struktur organisasi kapanpun adalah merupakan hasil pilihan oleh mereka yang memiliki kekuasaan sampai tingkat maksimum tertentu akan berusaha mempertahankan dan meningkatkan control mereka.


Sumber : Suaraatr

Anatomi Organisasi

Anatomi sebuah organisasi terdiri dari :

1. Vision / Mision.
Dua jargon yang muncul hampir di setiap pembicaraan tentang analisa perusahaan, yang kenyataannya sangat sulit untuk dirasakan tangibility-nya; dan beragam pula alasan (dan jargon) yang muncul dalam menjawab isu visi/ misi vs tangibility ini. Jawaban yang sering terucap, lepas dari benar atau tidaknya, adalah: tidak adanya buy-in, kurangnya ownership, lemahnya change management, ataupun tidak ada komitmen dari top management.
2. Strategic Intent.
Adalah upaya organisasi dalam menterjemahkan visi/ misi menjadi beragam intensi organisasi di masa mendatang pada tingkat strategis, ataupun dalam bentuk sasaran pada tingkat organisasi.
3. Strategic Response.
Adalah upaya organisasi dalam merespon intensi strategis, yaitu inisiatif strategis yang akan dijalankan oleh organisasi sebagai jawaban atau tanggapan terhadap intensi di atas, yang dalam hal ini adalah beragam obyektif pada tingkat organisasi.
4. Kapabilitas Organisasi.

Adalah semua kualitas dan kuantitas dari aset organisasi yang akan menentukan seberapa jauh organisasi tersebut mampu menjalankan beragam inisiatif yang sudah ditentukan dalam respon strategis. Kapabilitas organisasi terdiri dari tiga elemen berikut:

• People & Organization
Sumber daya manusia yang kompeten serta media yang tepat guna untuk peningkatannya tidak diragukan lagi merupakan faktor yang sangat penting bagi organisasi, karena proses bisnis yang sempurna akan menjadi tidak berguna tanpa adanya pelaku proses yang kompeten.

• Business Process
Proses merupakan pemicu dan benang merah yang secara langsung mempengaruhi dan memberi ciri dari suatu organisasi. Proses adalah pengelola yang ideal, karena mampu menggambarkan alur transformasi dari suatu input menjadi output, mengidentifikasi kondisi yang memicu peran dan kegiatan tertentu dari setiap stakeholder, serta merumuskan pedoman dan prosedur yang diperlukan.

• Information & Technology
Pada saat ini, upaya penyelarasan dan integrasi di dalam dan antar organisasi menjadi sangat dimudahkan oleh adanya dukungan informasi dan teknologi yang tepat guna. Teknologi telah membuka peluang tanpa batas bagi organisasi dan individu untuk mengelola dan menyempurnakan produknya. Teknologi juga berperan sebagai alat bantu dan pemicu beragam kegiatan dalam lingkup bisnis.


Sumber : Gaia Solutions

Kamis, 09 Desember 2010

Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

Setiap kegiatan perlu diorganisasikan, yang berarti bahwa kegiatan tersebut harus disiapkan, disusun dan dialokasikan serta dilaksanakan oleh para unsur organisasi tersebut sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif. Proses ini meliputi perincian pekerjaan, pembagian pekerjaan dan koordinasi pekerjaan yang terjadi daiam suatu lingkup dan struktur tertentu.
Soekanto (1983) membagi struktur organisasi menjadi lima kelompok yaitu struktur organisasi fungsional, struktur organisasi proyek, struktur organisasi matriks, struktur organisasi usaha (ventura) dan struktur organisasi tim kerja (task force ).

1. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional terdiri dari Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Personalia dan Bagian Pembelanjaan serta Bagian Umum. Pada struktur organisasi fungsional apabila ada seseorang yang diserahi tugas untuk mengelola suatu proyek biasanya orang tersebut sudah terlanjur setia pada bagian mana dia dahulu bekerja. Oleh karena itu seyogyanya offing tersebut tidak memanfaatkan menarik seluruh orang-orang dari bagiannya dahulu, tetapi sebaiknya juga menarik orang-orang pada bagian lain yang mampu sehingga pengalaman dan pengetahuan dapat dinikmati bersama.

2. Struktur Organisasi Proyek
Pada hakekatnya struktur organisasi proyek bermula dari organisasi fungsional. Pengelola proyek dari suatu bagian meminta agar orang–orang fungsional yang bekerja pada proyek benar–benar pindah untuk bekerja sepenuhnya dibawah kekuasaannya.
Semakin banyak proyek maka semakin banyak pula duplikasi fungsi. Selain itu para karyawan akan ragu di mana dia akan ditempatkan bila pelaksanaan proyek sudah selesai. Sebaliknya manajer bagian mungkin akan khawatir bila personilnya ditarik ke proyek-proyek. Pemanfaatan personil-personil yang fungsional akan menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu diciptakanlah apa yang disebut struktur organisasi matriks.

3. Struktur Organisasi Matriks
Organisasi matriks biasanya diciptakan berdasarkan kebaikan-kebaikan organisasi fungsional dan organisasi proyek. Para ahli/staf dihimpun berdasarkan fungsinya untuk mengerjakan proyek tertentu. Dalam hal ini dibentuk bagian manajemen proyek secara tersendiri.
Masing-masing bagian secara struktural tidak boleh mempunyai proyek. Walaupun demikian berbagai proyek masih dapat dilakukan oleh perusahaan akan tetapi berada di bawah pengawasan manajemen proyek.
Kesulitannya disini ialah bahwa organisasi matriks biasanya hanya dapat dilakukan oleh perusahaan besar dan bila sistemnya tak lancar dapat menimbulkan pertentangan dan kesenjangan antara bagian fungsional dan bagian manajemen proyek.

4. Organisasi Usaha
Jenis organisasi ini biasanya dipakai pada perusahan-perusahan besar dimana sering muncul proyek penelitian dan pengembangan produk. Pada kelanjutannya akan dibentuk organisasi fungsional di dalam perusahaan tersebut dengan maksud agar kegiatan dapat mandiri dan luwes dengan sumber daya manusia serta dana tersendiri. Dalam hal ini, kerjasama antara teknisi, peneliti dan para ahli pemasaran perlu dibina terutama pada saat permulaan pengembangan produk.

5. Organisasi Tim Kerja
Bentuk organisasi ini biasanya dimanfaatkan untuk menanggulangi proyek-proyek yang muncul secara tiba-tiba atau belum direncanakan dan sifatnya ad hoc (sementara). Para anggota organisasi ini biasanya merupakan personil-personil senior dan tidak dibebaskan dari pekerjaan rutinnya. Namun dengan bekal pengalaman yang ada, biasanya mereka lebih mampu dan tenang dalam menanggulangi persoalan yang timbul secara mendadak.
Barrie dan Paulson (1984) membagi struktur organisasi atas empat kelompok, yang mencakup struktur organisasi dengan pendekatan tradisional, struktur organisasi pemilik- pembangun, struktur organisasi putar kunci, dan struktur organisasi manajemen konstruksi profesional.

Sumber : USU digital library

Senin, 17 Mei 2010

Manusia dan penderitaan kasus bilqis

Manusia Dan Penderitaan : KASUS BILQIS ANIDYA PASA

Coba kita tengok kebelakang riwayah hidup Bilqis:

Nama lengkapnya Bilqis Anidya Pasa, lahir 20 Agustus 2008 di Jakarta, putra bapak Donny Ardianta Passa dan ibu Dewi Farida

Sebagaimana diketahui, bahwa Bilqis adalah bayi yang berusia 19 bulan, penderita kelaiinan hati yang dikenal dengan penyakit Atresia Bilier. Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan hati dan sirosis (pengerasan) hati, yang jika tidak segera diobati bisa berakibat fatal., (kematian).

Karena kelainan fungsi hati, tubuhnya ringkih dan perutnya membuncit. Kulitnya menghitam dan matanya kekuningan. Menurut keterngan ibunya, sakit Bilqis baru ketahuan 2 minggu setelah dilahirkan.

Bilqis hanya bisa makan makanan dalam bentuk cair karena ususnya tidak bisa bekerja normal seperti usus bayi sehat pada umumnya. Makanannya antara lain sayuran yang telah dikukus kemudian diblender dan di saring kembali. Asi dan susu botol tetap menjadi asupan utama untuk memperkuat fisiknya.

Bilqis di rawat di RSUP Dr Kariadi, untuk menjalani operasi cangkok ginjal. Pada awal perawatan di RSUP Kariadi, paru-paru Bilqis pernah terserang kuman klebsiella pneumoniae, tetapi saat itu dapat disembuhkan.

Sebelum meninggal Bilqis sempat dirawat selama dua bulan di Rumah Sakit yang telah ditetapkan Pemerintah sebagai Pusat Perawatan Penyakit Hati itu. Sebelum dioperasi yang dijadwalkan satu bulan lagi, Bilqis dirawat untuk menaikkan berat badannya yang ideal untuk operasi sekitar 9 kg, tapi sudah keburu meninggal karena serangan kuman. Kuman itu muncul lagi bersama dua kuman baru (seratia marcesens dan acenobacter bouwmani). Kuman-kuman ini mudah kambuh dan kami kesulitan mengobati atau mencegahnya,” kata anggota tim cangkok hati RSUP Dr Kariadi, Tatty Ermin Setiati (Kompas.com).

Bilqis sebenarnya sedang dipersiapkan untuk menjalani operasi cangkok hati. Sebelum operasi berlangsung, tim dokter berusaha memperkuat paru-paru dan menambah berat badan Bilqis. Upaya tersebut bertujuan agar Bilqis dapat bertahan selama operasi yang diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 14 jam itu berlangsung.Sebelum menjalani operasi, berat badan Bilqis harus mencapai 9 kilogram. Berat ideal itu sudah tercapai, tetapi karena kuman itu, beratnya turun lagi menjadi 8,5 kilogram, demikian keterangan tim dokter.

Bilqis Anindya Passa meninggal dunia, Sabtu sore, 10 April dalam umur 19 bulan. Dia mengembuskan napas terakhir setelah melewati perjuangan yang panjang dan dirawat intensif sekitar dua bulan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.

Bilqis meninggal karena terserang kuman paru dan darah. Menurut tim cangkok hati RSUP Dr Kariadi, Semarang, Bilqis terserang kuman seratia marcesens yang menyerang darah dan acenobacter bouwmani yang menyerang paru-paru. Kedua kuman ini menyebabkan Bilqis semakin sulit bernapas. Daya tahan tubuh dan berat badan Bilqis juga terus menurun.

Jenazah Bilqis dibawa ke rumah duka di Jakarta dengan menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 247, Sabtu (10/4) sekitar pukul 19.50. Pada saat Bilqis meninggal kedua orang tuanya sedang berada di Jakarta.

Bilqis telah dimakamkan di TPU Kawi-kawi, Sentiong, Minggu (11/4/2010). Selamat istirahat sayang, walaupun umurmu hanya 19 bulan, tetapi ananda telah menarik simpati banyakan orang Indonesia yang sedang sakit ini. Ternyata masih ada cinta bagi sesame manusia di antara sifat ego pribadi dan golongan. Kasus yang menimpa Bilqis itu mendapat dukungan berbagai kalangan. Dukungan tersebut digalang melalui jejaring sosial Facebook, dengan nama Koin Cinta Bilqis untuk membantu biaya cangkok hati Bilqis..Hampir 5.000 orang anggota jaringan social tersebut.

Akun di Facebook tersebut mendapat sambutan masyarakat, yang ramai-ramai mengumpulkan koin dan sumbangan untuk Bilqis. Hanya dalam dua pekan akun itu dibuka terkumpul dana lebih dari Rp 1 miliar. Menurut info terakhir, lebih dari Rp.2 miliara dana sudah terkumpul. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dan sejumlah pejabat pemerintah juga telah mengunjungi Bilqis.

Kita sering lupa bahwa begitu banyak nikmat Allah yang telah dikaruniakan-Nya kepad kita, seperti nikmat umur dan kesehatan. Apalagi nikmat iman dan agama. Namun kita sering mmerasa bahwa kenikmatan itu hanya berupa harta dan kekayaan, padahal apa artinya hidup kaya raya tetapi kita menderita sakit. Padahal Penyakit hati yang diderita Bilqis merupakan pelajaran yang baik bagi kita, betapa berharganya sebuah organ hati. Begitu juga dengan organ-organ lain yang dikaruniakan Allah kepada kita secara gratis seperti jantung, mata, otak dan organ lainnya sebenarnya sangat mahal bahkan tak ternilai harganya, namun kita sering tidak pandai bersyukur terhadap nikmat Allah tersebut. Bagi seorang yang kaya yang sakit gagal ginjal misalnya, berani membayar (baca ganti rugi) berapapun untuk mendapatkan kesehatannya kembali, bila ada orang yang mau jadi donor ginjal.

Betapa berharganya suatu nikmat Allah, baru kita sadari setelah organ itu hilang dari kita. Betapa berharganya sepasang mata baru dirasakan oleh seseorang yang kehilangan penglihtannnya (buta) misalnya karena sakit diabetes atau akibat kecelakaan lalulintas. Begitu juga dengan ginjal, kita baru merasakn betapa penting dan berharganya sebuah ginjal, bila menderita gagal ginjal dan harus cuci darah dua kali seminggu yang memerlukan biaya yang tidak sedikit atau harus cangkok ginjal.

Selamat jalan ananda Bilqis, semoga engkau lebih berbahagia di “alam” sana bersama Allah yang telah Menciptakan-mu. Dan semoga menjadi “tabungan” Surga bagi orang-tuamu kelak. Amin Selamat Jalan Bilqis, Kau Telah Gugah Hati Kami

Jadi kita harus mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita dan jadilah orang yang pandai bersyukur. Allah berfirman:”Bila kamu pandai bersyukrur, maka Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu, tetapi bila kamu mengingkari (tidak mensyukurinya), maka azab-Ku sangat pedih. Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur.

Demikian yang saya dapat sampaikan selebihnya saya mengucapkan terima kasih.

Manusia Dan Pandangan Hidup Kasus Terorisme

Manusia Dan Pandangan Hidup Kasus Terorisme

Sebelumnya saya ingin memberitahu tentang teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri yang pernah terjadi di Indonesia, seperti Bom Bali 1 & 2, JW Marriott, Hotel Ritz Charlton dan Keduataan Australia yang mengakibatkan terjatuhnya korban yaitu warga Asing dan warga Sipil. Saya bertanya dalam hati apa dan tujuan maksud dari Teroris tersebut melakukan bom bunuh diri.

Adapun analisa saya mengenai bom bunuuh diri terbut dari segi manusia dan pandangan hidup. Setelah saya baca dikoran dan Internet ada yang berkata ini adalah ulah barat (baca: Zionis Amerika) untuk menjebak Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Bom bali sebagai sarananya, dengan demikian pihak barat mempunyai alasan kuat untuk menekan dan menuduh Indonesia sebagai sarang teroris. Dan kasus bom bali menjadi sarat dengan muatan politik, serta menunjukkan ketidak berdayaan pemerintah kita menghadapi tekanan pihak barat.

Kita masih ingat kasus Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang “harus” dipenjara karena “tekanan” pihak barat. Diajeng yakin, zionis Amerika adalah dalang terorisme international yang membuat skenario dan sekaligus mendalangi terjadinya bom bali. Runtuhnya gedung kembar di New York (dimana tidak ada satupun orang Yahudi yang jadi korban) juga prakarsa mereka agar bisa menekan dan memojokkan umat Islam, dengan merekayasa para pelakunya adalah orang2 arab.

Tujuan menghalalkan cara, itulah semboyan mereka. andai para penyidik kasus bom bali berani jujur dan bekerja “tidak” dibawah tekanan, maka hukuman mati terhadap Amrozi dkk. Tentu tidak akan terjadi, sehingga tidak membuat para Hakim yang memutuskan perkara itu tidak merasa bersalah dan berdosa seumur hidup.
Sayang, semua negara di dunia ini masih belum mampu melawan kehendak Amerika, tapi suatu saat semuanya pasti akan terbongkar, insya Allah.

Aksi terorisme dikhawatirkan masih akan terus terjadi. Ini karena Noordin M Top, tokoh kunci yang mengendalikan Jamaah Islamiyah (JI), diprediksi terus melakukan rekrutmen untuk menghimpun kekuatan baru. Bagaimana kita menyikapinya?

Mantan anggota JI, Nasir Abas, menduga Noordin M Top saat ini masih terus melakukan pengkaderan dengan merekrut anggota- anggota baru. Noordin, dalam perkiraaan Nasir, bahkan tidak pernah berhenti merekrut, sebelum tertangkap. “Orang- orang muda dan baru, memang memiliki pandangan mendukung Noordin. Apalagi isu-isu global masih terus ada “ kata Nasir”.

Menurut Nasir, modus yang digunakan Noordin dalam setiap melakukan aksinya selalu sama. Teror bom JW Marriott dan Ritz-Carlton pekan lalu yang dilakukan dari dalam hotel adalah sebuah pengecualian. Tehnik pengeboman juga masih sama, yaitu mengandalkan seseorang untjk melakukan bom bunuh diri.

Dalam hal ini, mengenai pemicu tindak terorisme terbaru, menurut Nasir, dimungkinkan Noordin dan kawan-kawan bermaksud merespons kebijakan terbaru Amerika Serikat. AS di bawah kepemimpinan Barack Obama hendak menarik pasukan dari Irak, tetapi di satu sisi menambah pasukan di Afganistan. Bahkan AS bermaksud menghabisi Taliban.

Sejauh ini, dugaan kuat akan keterkaitan pelaku bom bunuh diri di JW Marriott dan Ritz-Carlton dengan keberadaan jaringan Jamaah Islamiah di Indonesia memang menjadi realita yang sulit terbantahkan. Gerakan mereka sangat rapi dengan pedoman yang bertitelkan PUPJI (Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyah), yang memuat tujuan, target dan strategi untuk proyek pembentukan khilafah.

Dosen Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Agus Maftuh Abegebriel, menyatakan Jamaah Islamiah telah mempersiapkan segalanya termasuk pengambil alihan NKRI sebagai area aman atau basecamp menuju terbentuknya khilafah Islamiyah atau Negara Islam model propetik.

Jamaah Islamiah pun memiliki ‘nidlom asasi’, semacam UUD 1945, yang mengatur mekanisme gerakan, dan pelatihan militer dengan empat materi pokok. Yakni, penggunaan senjata, teknik infanteri, membaca peta, dan teknik lapangan lengkap dengan pelatihan pengeboman, yang merupakan oleh-oleh dari para alumni Afghanistan ketika dididik di Akademi Militer Peshawar (AMPES), yang merupakan Virtual Universitas for Future Islamic Radicalsm.

Jamaah Islamiah, katanya, menempatkan Islam sebagai sebuah ideologi alternatif untuk mengubah tatanan peradaban manusia, yang menurut mereka telah gagal sebagai akibat intervensi Barat dan segala produknya, seperti demokrasi, HAM, dan masyarakat madani.

Pakar terorisme ini menyimpulkan bahwa diaspora ideologi Jamaah Islamiah memang sudah menjadi wacana pembebasan gerakan fatwa surgawi demi mewujudkan cita-cita politik Al-Khilafah Al-Islamiyyah atau disebut juga khilafah global.

Namun lepas dari persoalan tudingan bahwa Jamaah Islamiah atau kelompok lain yang bertanggung jawab di balik bom Mega Kuningan, Agus memaparkan bahwa bahaya ideologis justru lebih mengancam NKRI.

Karena itu perlu kita mengusulkan agar pemerintah membentuk pertahanan ideologi forensik atau membedah ideologi yang tertanam itu untuk mengetahui seluk-beluk fatwa yang ditanamkan. “Sekaligus mencari faedah hukum yang bisa diterapkan untuk menganulir fatwa kekrasan atau dishumanitas itu”, katanya.

Ideologi mereka yang jelas adalah anti Pancasila dan misinya membubarkan NKRI. Inilah bahayanya. Fakta berdasar penelurusan berbagai ajaran yang ada dalam konsep radikalisme surgawi kaum teroris ini, muncul dalam fatwa Jamaah Islamiah bernama ‘Jalalabad’, yang artinya pembasmian dengan cara apa pun.

Terorisme juga terjadi akibat benturan dua filsafat universal dunia, yakni demokrasi (yang tidak dilaksanakan secara etis) dan fundamentalisme. Selama keduanya belum berubah ke arah yang lebih baik dan menyatu, tindak terorisme akan terus ada.

Dalam hal ini, bisa kita pahami usulan Jenderal TNI (Purn) Dr AM Hendropriyono yang mengemukakan pentingnya Undang-undang Intelijen untuk menjaga masyarakat dari kekejaman aksi teror. “Masyarakat tidak perlu takut atau khawatir bahwa UU ini akan disalahgunakan, misalnya melakukan penangkapan secara membabi buta,’’ kata Hendro.

Gagasan UU Intelijen dari Hendropriyono itu perlu kita apresiasi, mengingat bahwa meski JI di Indonesia telah kocar-kacir, tetap saja fatwa radikal itu tertanam rapat dan hanya dibungkus dengan nama dan struktur baru. Dengan kata lain terorisme tetap jadi bahaya laten bagi bangsa Indonesia.

Maka daripada itu kita selaku masyarakat yang awam janganlah terpengaruh oleh ajakan atau hasutan dengan dinamakannya mati syahid karena itu bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, dan kita musti jeli untuk menyingkapi bila ada hal seperti itu cobalah untuk berkonsultasi kepada pihak yang berwajib atau orang-orang yang menergti apa yang dinamakannya mati syahid.

Demikian analisa saya semoga dapat berguna bagi pembaca bila ada kata-kata yang tidak berkenan dihati pembaca saya mengucapkan minta maaf yang sebesarnya.

Manusia Dan Keadilan Kasus Susno Djuadi

Manusia dan Keadilan : Susno Duadji

Mantan Kepala Bareskrim Mabes Polri Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji yang mungkin saat ini seleuruh masyarakat Indonesia mengenal beliau karena banyak sekali pemberitaan tentang beliau, mungkin sama dengan pemberitaan duet Anang-Syahrini. Salah satu kasusnya adalah kasus markus pajak yang cukup menggemparkan masyarakat Indonesia dengan tersangka Gayus Tumbuan. Banyak pro dan kontra dalam hal ini, karena ada yang berpendapat bahwa Susno benar dalam kasus ini ada juga yang sebaliknya. Dan tentu saja karena keadilan di negeri ini masih dicari.
Tim pengacara Komjen Susno Duadji menilai penyidik yang menangani kasus Susno tidak kredibel dan independen.
Menurut Ari Yusuf Amir, salah seorang pengacara Susno, di Jakarta, penyidik yang menangani kasus Susno selama ini bertindak secara subjektif.
Karena, tim penyidik independen Polri ini dibentuk oleh Polri dan bertanggungjawab ke Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri.Jadi bagaimana mungkin mereka bisa bergerak secara objektif, mereka juga polisi sementara Susno sedang membongkar borok di tubuh Mabes Polri begitu penjelasan Ari. Saat Kasus Gayus Tumbuan merebak ke permukaan Komjen Susno Duadji mengatakan bahwa ada praktik mafia kasus saat penyidik Bareskrim Mabes Polri menangani kasus Gayus.
Sebelum Susno mengatakan tentang hal itu, dari pihak Polri tidak pernah memberikan keterangan tentang pemeriksaan kasus Gayus kepada publik melalui wartawan yang biasanya meliput di Mabes Polri. Baru setelah Susno mengatakan ada mafia kasus dalam masalah Gayus baru setelah itu Mabes Polri memberikan keterangan kepada publik, ada apa ini?
Penyelidikan terhadap kasus Gayus menghasilkan bukti bahwa ada aliran dana ke rekening Gayus yaitu sebesar 295 juta dan 24,6 milyar. Hingga akhirnya yang dinyatakan tuntas (P21) hanya aliran dana sebesar 295 juta, lalu kemanakah penyelidikan terhadap uang yang lebis besar itu, uang sejumlah 24,6 M ?
Menurut versi Polri pihak Polri tidak bisa melakukan pemblokiran terlalu lama, sehingga akhirnya pemblokiran terhadap rekening Gayus dibuka. Akan tetapi menurut Komjen Susno Duadji, uang tersebut dinikmati oleh jendral dan perwira tingkat menengah di Polri.
Dan akhirnya setelah menjalani persidangan, jaksa penuntut umum yakin bahwa Gayus melakukan tindak pidana, dan menuntut Gayus dengan hukuman penjara 1 tahun dan 1 tahun percobaan. Tuntutan dibacakan pada 3 Maret 2010.

Namun, majelis hakim berpendapat lain. Hakim memutuskan bahwa Gayus tidak terbukti secara sah dan meyakinkan tidak bersalah seperti yang didakwakan. Vonis bebas dengan nomor 49/B/ 2010 /PN TNG itu dibacakan hakim pada 12 Maret 2010. Bagaimana mungkin orang yang dengan jelas menerima aliran dana sebesar 295 juta dari pihak tertentu dinyatakan secara sah tidak bersalah?
Sungguh ironis sekali keadilan di dalam bangsa ini, karena selalu memihak terhadap yang kaya. Masa ingatkah kalian akan kasus seorang nenek miskin yang mengambil beberapa pohon di lahan orang lain dan akhirnya di meja hijau kan?
Itu hanya beberapa bibit pohon sedangkan ini apa? Jujur dengan adanya hal ini membuat saya sebagai warga negara tidak percaya dengan keadilan yang ada di negeri ini. Karena orang-orang yang berwenang masih sibuk memikirkan diri sendiri, tidakkah mereka ingat tanggung jawab mereka?
Kita kembali ke pembahasan awal, menurut Susno, patut diduga bahwa dari uang sebesar Rp 24,6 miliar ada yang mengalir ke sejumlah jenderal. Susno juga menyebutkan bahwa para makelar kasus memiliki ruang di sebelah ruang Kepala Polri. Pasca pernyataan Susno, semua pihak yang disebut-sebut kini bangkit melawan. Hal itu sangat masuk akal,menurut saya dan hal ini dapat dilihat dari dua sisi. Sisi pertama adalah bisa jadi apa yang dikatakan Susno tidak benar, sehingga mereka perlu meluruskan, dan secara insting jika orang tidak bersalah akan tetapi dituduh bersalah pasti akan melakukan pembelaan. Sisi kedua, jika apa yang dikatakan Susno tersebut memang benar, maka tentu saja pihak-pihak yang telah disebut oleh Susno tidak mau nantinya menjadi penghuni bui (jika keadilan itu ada di Indonesia) dan masa tua yang suram. Oleh karena itu mereka menyerang balik agar aib mereka tidak ketahuan dan mereka tetap bisa menikmati hari tua dengan nyaman. Itu hanya pendapat saya sebagai masyarakat kecil yang mulai bosan dengan drama keadilan di negeri ini.